SAYA TIDAK SAKIT
Fiksi = Pesan Dariku
Kelas sudah berjalan lebih dari 30 menit, namun sea belum kunjung ada kabar, pak Nababan yang diketahui sejak tadi tampak melirik kearah Haidar, Janu dan juga kai pun berhasil membuat tiga serangkai ini menunduk diam,
“Ir, dimana dah si sea?” Tanya janu kehaidar
“Mana gue tau anjir, gue bukan khodam kali yang ngintilin dia”
Pak Nababan berdiri mendekati Haidar, dan membuat kai reflek menepuk nepuk bahu Janu karena panik,
“Dimana sea?”
“Tidak tau pak”
“Kalian temannya kan? Kok bisa tidak tau kemana temannya?”
“Saya sudah membuang waktu saya 45 menit disini apakah kalian tidak ada inisiatif menelpon teman kalian?”
“Sudah pak, tapi sea—”
“Permisi, maaf saya terlambat pak”
Spontan suara tersebut membuat semua orang yang berada didalam kelas menoleh, dan ketiga temannya terkejut melihat sea yang berantakan,
“Kenapa kamu baru datang dan pakaian kamu kenapa kotor sekali? Ini kampus sea bukan pondok rongsokan”
“Maaf pak, karena saya terlambat dan hadir dalam kondisi kotor”
Haidar, Janu dan kai saling menatap satu sama lain karena terkejut melihat temannya yang tidak biasanya seperti itu,
“Si sea kenapa bentukannya jadi begitu anjir?”
“Kayaknya jatoh gak sih?” Balas Janu spontan
“Mulut lu” balas Haidar
Pak Nababan terus mengajukan pertanyaan namun sea tetap tidak membalas pertanyaan tersebut dan membuat seiisi kelas menatap bingung,
“Maaf pak, saya tidak bisa mengatakannya karena saya yakin tidak akan ada yang percaya akan alasan saya”
Tanpa berpikir, sea lantas membuka jaketnya yang terlihat sobek dan memperlihatkan darah segar yang mengalir dilengan kanannya,
“Cuk! Sea!!” Seru Kai sembari memukul-mukul badan Haidar dan berlari mendekati sea
Semua mahasiswa tercengang melihat situasi yang dibuat sea, dia terlihat santai dengan luka yang jelas masih basah.
Dan pak Nababan dengan refleks langsung menutup luka sea dengan sapu tangan yang dimilikinya,
“Kamu bodoh apa gimana? Sudah dewasa pikirannya tidak digunakan, bawa teman kalian ke UKS” seru pak Nababan
Sea hanya melemparkan senyuman singkat kepada pak Nababan dan berjalan keluar kelas bersama ketiga temannya, mereka berjalan sambil terus bertanya kenapa bisa sea mengalami luka yang tidak mungkin dia dapat karena jatuh.
“Jawab kenapa bego, kok bisa-bisanya lo luka kek begini?”
Haidar yang dari tadi ngomel gak habis-habis akhirnya disumpel pakai kain kasa oleh sea, dan membuat Janu dan kai tertawa terbahak-bahak,
“Ribut”
“Gue abis jatuh karena kenak sabet bocah SMA” balas sea
“Hah gimana-gimana?”
“Iya, gue ketemu gerombolan anak sekolah, pada nyanyi sambil bawa golok, sabit, sama celurit gituan pokoknya”
“Terus?”tanya Kai sambil terus mengobati lukanya
“Iya udah gue motoran biasa, tiba-tiba ntuh gerombolan nyalip gue sambil tuh sabit diayun-ayun malah pas ngenak tangan gue”
“What? Pas ngenak? Lu sehat kagak si sea?”tanya Haidar sambil nempeleng jidat sea
“Untung kagak leher lu bego, terus ini kenapa dekil banget lo jatuh digot apa gimana?”
“Dikubangan air”
Haidar menggelengkan kepalanya, sedangkan dua sahabatnya sibuk membersihkan luka yang sea dapat,
“Kita kerumah sakit aja gimana? Ini kayaknya luka dalam deh”
“Gak usah, besok udah sembuh kok”
“Goblok, iya sembuh diampultasi, udah ayo”
Mereka membawa sea ke rumah sakit menggunakan taxi online, sea terus menolak masuk keruang UGD sampai akhirnya Janu menggendongnya masuk kedalam ruangan,
Ketika akan diobati, dokter mengecek detak jantung dan nadinya,
“Nak coba tenang, tarik napas dan buang dari mulut ya” ucap dokter
Sea hanya menggeleng, namun tidak ada perubahan, dokter melihat tangannya bergetar, wajahnya pucat dengan keringat dimana mana, sesakali sea tampak memejamkan matanya dan menggelengkan kepalanya.
Dokter yang paham pun langsung memberikan sea suntikan penenang,
Setelah melakukan pengobatan, dokter keluar dan memanggil salah satu temannya yang sudah pasti adalah Haidar,
“Lukanya lumayan dalam, jadi tadi harus dijahit 5 jahitan luar dan 3 dalam, jahitannya sudah menyatu dan tidak perlu dibuka lagi”
“Ada beberapa resep obat dan salep yang harus kamu ambil di Farma ya”
“Baik dok, terus apa kita perlu konsul?”
Dokter hanya mengangguk, sembari menulis resep,
“Tapi kamu bisa Konsul via telpn saja dengan saya”
“Tidak perlu datang kesini?”
Dokter kembali hanya menggeleng dan melemparkan senyuman, sembari memberikan resep, dokter tiba-tiba menepuk bahu Haidar ,
“Jaga temennya ya saya masih ada tugas lagi”
Haidar yang masih terduduk pun bingung dengan maksud dari omong dokter tersebut, berusaha mencerna namun sayang memorinya kini sedang diambang kepenuhan,
Setelah menebus obat mereka kembali kekampus karena harus mengurus berkas keberangkatan KKN mereka mendatang.
“Se, kalau ada yang sakit kasih tau gue sama yang lain jangan diem aja”
“Buat apa? Kan saya tidak sakit”
“Terus itu luka emang gak sakit?” Tanya Kai
Sea hanya menggeleng dan tersenyum manis, membuat ketiga temannya bingung dengan makhluk peradaban satu ini.
“Rasa sakit saya hanya milik saya kalian tidak boleh merasakannya” batinnya
“Rasa sakit saya hanya milik saya kalian tidak boleh merasakannya”-Sea James William