LAUTAN MISTERI 61°
Minggu Pertama
Fiksi = Pesan Dariku
Deru ombak laut dan kicauan burung terdengar begitu nyaring dan merdu, dengan ditemaninya hembusan angin khas lautan yang kini mulai menusuk kesetiap pori-pori keempat pria yang sedang duduk sembari membakar beberapa tusuk daging sate.
“Sumpah ya padahal kita baru sebulan gak kepantai tapi kok rasanya kayak udah setaun gitu” seru Kai yang kini tengah asik membolak balikkan sate yang dipanggangnya dengan bumbu khas buatan ibu haidar.
Tawa deep khas bapak-bapak dari Janu membuat ketiga temannya pun sontak tertawa bersama,
Menikmati pemandangan lautan yang asri dan bersih,
“Bang”
Keempat pria itu menoleh kesumber suara,
“Boleh duduk sini gak?”
Haidar, Janu dan kai sontak menoleh kearah sea yang membuat anak kecil berjenis kelamin perempuan itupun ikut menoleh kearah yang sama.
Dengan senyuman begitu manis, sea mengulurkan tangannya sebagai jawaban memperbolehkan sang adik untuk duduk bergabung bersama mereka. Janu yang semula tengah merokok spontan langsung mematikan rokoknya.
“Kok rokoknya dibuang bang?” Tanya anak itu dengan bijak
“Iya, soalnya ada adik kecil nanti disininya sakit” seru Kai sembari menunjuk kearah hidungnya
“Rasa rokok itu enak ya bang? Kok banyak orang yang suka ngerokok? Apa rasanya sama kayak coklat?” Tanyanya
“Adik namanya siapa?” Tanya sea
“Senjani bang”
“Senjani umur berapa udah sekolah?”
“Umur senjani 5 Tahun, Senjani belum sekolah kata ayah, ayah belum punya uang” jawabnya dengan santai
Keempat pria itu lantas saling bertatapan, dan bisa dipastikan mereka satu pemikiran.
“Abang-abang ini dari kota ya?”
“Bajunya bagus-bagus”
Sea yang mendengar pun seketika melihat pakaiannya yang tadi ditunjuk-tunjuk sang adik kecil.
“Bang, Senjani dulu juga sering main ke pantai sama ibu, kakak, ayah juga”
“Dulu ibu juga suka bakar ikan disini, terus Senjani dimarahin karena main nya kejauhan.. hehehehe”
“Hm terus, ibunya Senjani sama kakaknya mana? Kok gak bakar-bakar lagi?” Tanya Kai
“Ibu sama kakak pergi kesana” serunya sembari menunjuk kearah lautan lepas
“Ayah bilang, ibu sama kakak pergi keujung lautan buat ngasih kejutan buat Senjani kalau udah besar”
Jawaban yang tidak terpikirkan sebelumnya, berhasil membuat Reza spontan mengajak Senjani untuk membeli air kelapa muda disalah satu pedagang pinggir pantai.
Sedangkan Kai, Haidar dan sea kembali mempersiapkan peralatan makan, yang akan digunakan.
Menikmati sate dan air kelapa muda yang ditemani dengan banyaknya cerita dari Senjani membuat waktu tidak terasa, matahari yang semula berdiri kekar kini mulai tampak menyusut turun diujung lautan.
“Bang, itu berdarah” seru Senjani
Spontan Haidar meraih tisu dan meletakkan kehidung sea yang kini terlihat bercucuran darah,
“Lo kenapa?”
Sea hanya bergeleng, karena dia sendiripun tidak tau kenapa bisa mimisan, dan iya ini bukan kali pertamanya.
“Bang, Abang itu sakit ya?”tanya Senjani ke Kai
“Gak, cuman kecapekan aja mungkin, Senjani gak pulang?”
“Gak, Senjani mau disini aja jagain Abang itu” serunya menunjuk sea
Haidar yang sibuk berlari kearah mobil untuk mengambil P3K pun seketika menoleh mendengar bocah cilik itu kini enggan untuk pulang, dengan rayuan dan berbagai cara namun tetap saja Senjani tetap kekeh untuk menemani sea.
“Senjani” teriak seseorang
“Ayah!!”