Halodoc & Secret
Malam itu bertepatan dengan ba'da isya, taqy datang menghampiri Al yang kini masih berada didalam mobilnya,
“Mana?” Seru taqy sembari menyodorkan tangannya
Al memberikan paketan dari halodoc yang diterimanya tadi, dan melihat taqy kini tengah berusaha membuka segel secara perlahan.
“Segelnya gak bisa dibuka, kalau gue paksa nanti bakalan ketahuan”
“Terus harus gimana?”
Taqy terdiam dan kembali mencoba meraba sudut-sudut paketan tersebut sampai akhirnya.
“Udah lo chat digrup kan?”
“Udah”
“Oke sekarang kita tunggu aja disini sampai ada yang ngambil”
Menunggu hampir setengah jam didalam mobil yang tidak menyala, tentunya membuat kedua pria ini sedikit kehabisan napas dan merasakan gerah.
“Lama banget! Lo beneran udah chat?”
“Udah, mereka juga pada jawab gak tau”
Taqy mengusap wajahnya dengan kasar untuk menghapus keringat yang kini mulai mengucur jatuh dari dahinya,
“Qy qy qy”
Taqy dan Al kini terfokus pada sosok wanita tua yang mengambil paketan diatas meja depan, dan masuk begitu saja tanpa berpikir panjang, sontak hal tersebut membuat kedua pria yang hampir terkukus buru-buru keluar dari dalam mobil,
Duuukkk~
“Bang Al, bang Taqy ngapain?” Seru Nanda
“Ah gak ini tadi gue baru mau beli sempol tapi dompet gue ketinggalan dikamar makannya lari-lari takut mamangnya nungguin” balas taqy
“Ha iya itu” seru Al menyetujui
“Ooh Iyaudah”
Al dan taqy kembali masuk kedalam bukan untuk mengambil dompet melainkan mengejar ibu tua yang tidak lain adalah Bibi Tutik yang selalu memasakkan makanan untuk mereka selama umma tidak ada.
Ketika mereka sampai, tidak ada iya bibi tidak ada disana namun—
“Mas ada apa?” Seru bibi tutik
“Innalilahi”
“Astaghfirullah bibi”
“Bibi ngapain disini?” Seru Al
“Ini bibi mau ngambil minum mas”
Taqy mengangguk pelan memberi isyarat kalau biarkan dia yang bertanya soal paket tadi,
“Bi, taqy mau nanya boleh?”
“Ada apa mas?”
“Tadikan bibi abis ngambil paket didepan, itu paketan bibi?”
“Oh paket bungkus merah ya mas, ho'oh itu punya bibi, biasa udah tua ini kaki bibi kumat, jadi mesenin obat asam urat mas pakek internet biar cepet sampenya”
Taqy mengangguk, “kalau gitu iyasudah bibi istirahat ya jangan capek, kalau kakinya atau tanggan ngilu kasih tau saya saja ya”
“Baik mas”
Taqy dan Al berjalan kembali meninggalkan dapur, sembari saling bertatapan satu sama lain,
“Lu kenapa gak nanyain dah alasan dia mesen pakai nama anak Abi Sufyan apaan?”
Tidak ada balasan, namun ketika mereka akan berjalan ke ruang tengah taqy menarik ponsel Zidan,
“Bangggg! Ah elaaa itu 1 kali lagi maniac bang!!” Serunya
“Jawab gue”
“Apaan dah sini hp Idan bang!!!”
“Jawab dulu pertanyaan gue”
“Apaan?”
“Lo ada mesenin bibi obat di halodoc?”
“Ngapain Idan mesen obat ditoko anjing coba”
“Ha?” Kaget Al
“Iya itu tadi apa? Halodog kan?”
“Berarti hai anjing, masa beli obat buat bibi ditoko anjing gak bener ni! Udah ah sini bang”
Taqy kembali memberikan ponselnya dan Zidan menggeliat merengek lantaran gamenya kalah,
“Lo paham maksud gue?”
“Ha? Apanya?” Jawab Al bingung
“Ck! Ngitung duit doang lu cepet tangkep, tiba beginian ngebug mulu dah perasaan”
“Hehehe biasa server down udah malam bro”
Taqy menggelengkan kepalanya dan menyandarkan tubuhnya dipunggung sofa, sedangkan Al meraih remot AC untuk menyalakannya.
“Seorang bi tutik bisa konsultasi or order obat dihalodoc gue rasa gak mungkin”
“Ini ada 2 kemungkinan, antara dia dipesankan atau dia hanya mengaku sebagai pemesan”
“Ha?”
“Hp Bu Tutik itu masih hp di era gue jadi berudu, jadi gak mungkin kalau dia mesen lewat ponsel dia sendiri toh buat ngisi pulsa sama ngirim SMS juga masih minta ajarin sama Zidan”
“Bi Tutik juga gak punya anak, gak mungkin anaknya mesen, kalaupun kerabatnya gak mungkin mesen dan malah menghilangkan identitas”
“Maksudnya gimana sih?”
“Dih capek gue ngomong sama lu, perasaan ngomong sama tembok gak gini-gini amat dah tertekannya”
“Ye gue gak paham bahasa lu terlalu panjang gue ribet ngolahnya”
“Bon pinjaman yang panjangnya udah kayak omongan tetangga baru lu gak ha ho ha ho”
“Udah ah gue capek, gue mau tidur”
“Lah terus ini tadi gimana kelanjutannya?”
“Entar lanjut season 2 setelah ba'da jumatan”
Taqy meninggalkan Al diruang tengah yang kini terduduk seperti orang linglung, dia berusaha mencerna ucapan taqy namun sia-sia sampai akhirnya dia memutuskan untuk menyusul taqy untuk istirahat.